Jika berbicara mengenai desain arsitektur rumah pasti akan banyak sekali perkembangan-perkembangan yang terjadi, karena desain rumah sendiri mempunyai karakter fleksibel (mengikuti zaman). Pernahkah Anda terbayang perbedaan apa saja yang sudah terjadi dari desain rumah sekarang dibandingkan dengan desain arsitektur rumah jaman dahulu ? Yuk, mari mengenal beda desain arsitektur pada zaman sekarang dan jaman dahulu.

 

Jaman dahulu

Pada zaman dahulu rumah hanya digunakan sebagai tempat beristirahat yang nyaman dan bersifat pribadi, selain itu rumah pada jaman dulu dibuat dengan desain tradisional, jadi desain rumah mengikuti dari budaya tradisional sendiri baik itu dari budaya Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan daerah-daerah lainnya. Untuk desainnya, meskipun rumah jaman dahulu memiliki konstruksi atap segitiga yang menjulang tinggi, dengan bagian halaman yang luas, dan plafon yang tidak terlalu tinggi dengan spesifikasi satu lantai. Furniture yang digunakan pun, erat dibuat dengan bahan dasar kayu maupun tanah liat.

 

Proses pembangunan rumah di jaman dulu, juga memakan waktu yang lebih panjang dikarenakan proses pengeringan semen untuk dinding dan lantai yang cukup lama. Alat-alat yang digunakan oleh para tukang pun, masih sangat sederhana dan banyak membutuhkan tenaga fisik yang besar.

 

Jaman modern

Pada jaman modern, seluruh desain arsitektur sekarang menggunakan konsep bangunan atau desain arsitektur yang lebih maju. Selain dari bahan dan penggunaan material yang lebih termodifikasi dan terpengaruh inovasi-inovasi dari luar negeri, Kita juga dapat menemukan tren desain/gaya rumah yang terus berganti dan memiliki ciri khas tersendiri mulai dari minimalis, elegan, industrial, serta konsep -konsep desain lainnya yang unik di masa sekarang ini. Dari sisi pengerjaan, karena sudah didukung dengan peralatan berat yang jauh lebih modern, seperti bulldozer, excavator, clamshell, dragline, truck mixer, dump truck membuat seluruh pekerjaan dapat dipangkas dan dilakukan dengan lebih cepat.

 

Hal tersebut juga tidak menutupi perubahan teknologi pada atap. Atap yang dahulu dibangun dengan rangka kayu dan erat dengan genteng tanah liat, saat ini sudah banyak mengalami perubahan. Perubahan tersebut hadir dari rangka yang lebih bervariasi seperti penggunaan bahan yang lebih ringan seperti baja ringan dan genteng bitumen. Genteng bitumen sendiri merupakan teknologi sangat terdepan untuk solusi genteng karena memiliki karakteristik yang lebih ringan, mudah dipasang, dan dapat bertahan terhadap gempa dan angin kencang, membuatnya cocok digunakan di bangunan daerah tropis seperti Indonesia. Salah satu produsen genteng bitumen terbesar di dunia adalah Onduline. Genteng bitumen Onduline terbuat dari bahan utama serat selulosa yang di daur ulang dan dilapisi aspal yang tidak mengandung bahan metal sehingga memiliki masa pakai yang lebih awet dan tidak korosi. Salah satu genteng bitumen yang direkomendasikan adalah genteng bitumen Onduvilla, Onduline Classic, Onduline Tile, Onducasa, dan Borduline yang diproduksi oleh Onduline.

Kita dapat membeli genteng bitumen Onduline pada toko bangunan, supermarket bangunan atau dengan menghubungi langsung team Onduline Indonesia.