Siapa saja yang hendak pasang atap pada bangunan seperti rumah, wajib tahu beberapa hal penting. Sebab, atap merupakan salah satu bagian bangunan yang posisinya ada di paling atas, jadi perencanaannya wajib diperhitungkan dengan matang.
Atap juga merupakan penampakan yang akan dilihat pertama kali oleh orang lain. Jadi, tatkala ada orang datang atau melewati rumah kita, bagian tersebut akan langsung terlihat pada pandangan pertama.
Jadi, tidak heran apabila pemasangannya benar-benar harus direncanakan dengan baik. Sehingga bisa berdiri dengan kokoh tanpa meninggalkan kesan artistik. kita juga bisa menyebutnya sebagai mahkota dari suatu bangunan.
4 Dasar Penting dalam Pemasangan Atap
Atap merupakan bagian penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya. Bagian bangunan tersebut menjadi pelindung dari panas, hujan, angin maupun binatang buas. Sehingga bisa memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna bangunannya.
Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan sebelum pasang atap? Mari menyimak 4 dasar penting terkait pemasangannya dalam penjelasan di bawah ini.
1. Kekuatan Struktur Rangka Atap yang Kokoh
Ketika kita membangun konstruksi atap dengan baik, maka akan menyebabkan sirkulasi udara di dalam ruangan menjadi lancar. Jadi, bukan sekedar melindungi penghuni dari panas terik matahari maupun air hujan.
Struktur rangka atap ialah bagian bangunan yang menahan atau membagi beban dari atap nya. Fungsinya ialah menahan beban dari bahan penutup atapnya. Umumnya bentuknya ialah susunan balok dari berbagai material seperti kayu, bambu maupun baja.
Penataannya ada yang dalam posisi vertikal dan horizontal. Karena penataannya sangat beragam, kita mungkin mengenal berbagai istilah seperti gording, kasau dan reng ketika melakukan aktivitas pasang atap.
Secara umum, rangka atap terbagi atas beberapa bagian dengan fungsi berbeda. Oleh sebab itu, pemasangannya wajib dilakukan dengan benar agar strukturnya berdiri kokoh.
● Kuda-kuda
Apabila hendak melakukan aktivitas pasang atap, kenali dulu salah satu bagian rangkanya yang bernama kuda-kuda. Kuda-kuda berfungsi sebagai penopang seluruh tekanan dan beban. Jadi, beban nantinya akan disalurkan ke struktur di bawah atapnya.
Posisi kuda-kuda ada di tengah-tengah rangka atap. Kuda-kuda ini bisa terbuat dari sejumlah bahan misalnya saja berupa baja ringan. Jika bahannya baja ringan, umumnya akan menggunakan truss atau kanal C.
Karena mempunyai fungsi vital, kuda-kuda wajib dipasang secara tepat. Apabila posisinya kurang tepat atau pemasangannya kurang benar maka struktur rangka atapnya nanti tidak akan kokoh.
● Reng
Selanjutnya ada reng yang tidak boleh luput dalam aktivitas pasang atap. Reng ialah bagian rangka yang posisinya ada di bagian genteng. Reng akan menyebarkan tekanan dari penutup atap ke struktur yang ada di bagian bawahnya.
● Penutup Atap
Kita bisa menyebutnya sebagai genteng atau spandek. Fungsinya ialah melindungi interior bangunan dari gangguan cuaca. Mulai dari terik matahari, tekanan angin sampai air hujan.
kita boleh memilih jenis genteng apa saja. Apakah ingin genteng konvensional atau bitumen yang jauh lebih modern. Silahkan menyesuaikan pilihannya dengan keadaan cuaca yang dihadapi oleh bangunan.
● Talang Jurai
Poin penting selanjutnya dalam aktivitas pasang atap di bagian rangka adalah talang jurai. Talang jurai berperan sebagai penyambung antara bidang atap satu dengan yang lainnya. Talang jurai umumnya diterapkan ke bangunan yang atapnya lebih dari satu bidang.
● Rabung
Rabung memegang peran penting sebagai pengikat antara dua susunan penutup atap. Tugasnya ialah menutupi cela dari pertemuan penutup atapnya. Jadi, atapnya tidak akan lepas dan tampilannya tampak cantik.
● Bracing (Pengaku)
Bracing berguna mengikat kuda-kuda yang satu dengan kuda-kuda lainnya. Posisinya ialah melintang atau memanjang menyesuaikan panjang atapnya. Biasanya bracing menerapkan truss atau kanal C mirip dengan kuda-kuda.
Selain memperhatikan setiap bagian rangka dalam aktivitas pasang atap, kita juga perlu memperhatikan material rangkanya. Ada pilihan material dari beton, baja, kayu hingga bambu.
Pemilihan rangka nantinya juga berpengaruh terhadap genteng. Jadi, kita perlu memikirkan keduanya sekaligus. Misalnya saja apabila ingin memasang genteng bitumen maka disarankan rangkanya dari material baja ringan.
Sementara jika pasang atap berupa genteng tanah liat, maka rangkanya bisa terbuat dari kayu seperti pada rumah tradisional di Indonesia. Jadi, jangan lupa menyesuaikan material rangkanya dengan material genteng.
2. Sudut Kemiringan Bidang Atap Sesuai Karakter Tipe Atap (Atap Kepingan, Lembaran atau Ukuran Besar)
Karena genteng jenisnya ada banyak, maka ketika ingin melakukan pemasangan perlu memperhatikan tingkat kemiringannya. Atap sendiri merupakan penutup bangunan yang harus dibangun dengan material tepat dan sudut kemiringan ideal.
Apabila kita melakukan aktivitas pasang atap tanpa memperhatikan sudut kemiringan, maka akan berisiko menjadikannya roboh dan rapuh. Sehingga pada akhirnya akan membahayakan penghuni rumah.
Tingkat kemiringan juga sangat berpengaruh pada fungsinya sebagai penahan air hujan. Ketika kemiringannya tidak sesuai, tentu air hujan tidak akan mengalir dengan lancar sehingga berisiko menyebabkan bocor dan air merembes.
Terutama di daerah beriklim tropis seperti Indonesia yang mempunyai curah hujan tinggi. Mungkin kita sendiri juga sudah hapal dengan munculnya angin kencang di beberapa daerah.
Oleh sebab itu, ketika hendak melakukan aktivitas pasang atap, pastikan sudut kemiringannya sesuai dengan material dan bentuk genteng. Sebab, setiap material dan bentuk genteng mempunyai karakteristik tersendiri seperti di bawah ini.
● Genteng Aspal
Pertama ada jenis genteng aspal yang terbuat dari pasir dan aspal. Karakteristiknya ialah mempunyai elastisitas tinggi. Sehingga mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan pemasangan.
Umumnya, tingkat kemiringan yang ideal untuk genteng aspal ialah di atas 30 derajat sampai 90 derajat. Terdapat beberapa atap aspal yang dapat diaplikasikan di derajat yang kecil dengan kemajuan teknologi produksi dan aplikasi. Secara umum, genteng aspal ini berbentuk lembaran.
● Genteng Seng atau Asbes
Apabila kita ingin pasang atap seng atau asbes, gunakan sudut kemiringan mulai dari 15 derajat hingga 25 derajat. Genteng seng sendiri merupakan salah satu pilihan populer masyarakat sebab harganya murah namun cukup mampu mencegah bocor.
Karena bentuknya lembaran, tidak disarankan untuk memasangnya dengan kemiringan terlalu curam. Karena, akan mudah terlepas ketika diterpa angin kencang maupun hujan. Asbes dan Seng juga sudah tidak disarankan karena memiliki resiko yang mudah korosi atau karat.
● Genteng Keramik
Mungkin kita sudah akrab dengan aktivitas masyarakat saat pasang atap keramik. Jenis genteng dengan bentuk kepingan tersebut mampu menyerap panas sehingga populer dipasang pada hunian.
Jadi tidak heran apabila menemukan banyak rumah yang menggunakan jenis genteng keramik. Jika kita hendak memasangnya, maka gunakan kemiringan paling kecil 30 derajat.
Pasang atap keramik memang disarankan dalam posisi cukup tajam. Berbeda dengan jenis genteng lainnya. Jadi, jangan sampai menggunakan tingkat kemiringan yang sama untuk semua jenis genteng. Itu diarenakan juga karena genteng keramik memiliki bobot yang berat sehingga memiliki resiko sliding.
● Genteng Beton
Secara umum, bentuk kepingan genteng keramik dan beton cukup mirip. Bedanya, genteng beton mempunyai bobot berat. Oleh sebab itu, kita perlu memasangnya dengan kemiringan 30 derajat hingga 35 derajat. Ada juga risiko lepas karena pada saat penyemenan harus menunggu kering.
Jadi, sebelum mulai pasang atap, pelajari dulu tingkat kemiringan yang ideal. Jika ingin memasang genteng beton, tentu kita wajib tahu berapa tingkat kemiringan yang tepat.
● Genteng Metal
Genteng metal berbentuk lembaran di mana terbuat dari lembaran metal yang di-press membentuk pola mirip genteng pada umumnya. Jenis ini mempunyai bobot ringan sehingga mudah dibawa angin dan mudah korosi/karat.
Sudut kemiringan yang disarankan untuk genteng metal ialah 25 derajat hingga 35 derajat. Ketika kita memperhatikan beberapa jenis genteng mungkin mempunyai sudut kemiringan mirip.
● Genteng Kaca
Mirip dengan genteng keramik, genteng kaca juga populer di tanah air. Mungkin kita juga sudah familiar dengan jenis tersebut. Ketika ingin pasang atap kaca, gunakan kemiringan 2 derajat sampai 90 derajat.
● Genteng Polycarbonate
Genteng polycarbonate mempunyai ukuran cukup besar jika dibandingkan dengan jenis genteng lainnya. Ada salah satu ukurannya adalah 2,1 m × 11,8 m. kita dapat memasangnya pada hunian dengan kemiringan di atas 2 derajat.
3. Jarak Reng yang Tepat Sesuai Ketentuan Tipe Atap Masing-Masing
Salah satu jenis material yang umum dijadikan reng ialah baja ringan. Material ini cukup populer di tanah air sebab pemasangannya mudah, bobotnya ringan, daya tahan tinggi dengan waktu pemakaian terbilang lama.
● Faktor Penentu Jarak Reng
Apabila kita ingin pasang atap yang ringan seperti bitumen, baja ringan sangat disarankan. Akan tetapi, sebelum menentukan jarak reng untuk baja ringan, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan.
1) Ketebalan Baja Ringan
Pertama, kita perlu memperhatikan ketebalan baja ringan. Konstruksi atap umumnya memakai baja ringan dengan ketebalan antara 0,75 mm sampai 1 mm. Sementara ketebalan reng ada di angka 0,40 mm sampai 0,60 mm.
Tatkala ukuran reng semakin tebal, maka jarak kuda-kuda baja ringan juga semakin renggang jika dibandingkan dengan perhitungan standar. Jadi, bukan wajib mengikuti jarak standar tanpa perhitungan lagi.
2) Bobot Atap
Hal lain yang mempengaruhi jarak reng dalam pasang atap ialah bobot genteng. Seperti yang kita tahu, setiap jenis dan material genteng pasti mempunyai bobot masing-masing. Pastikan untuk memeriksa tebal, lebar dan bobot genteng.
3) Luas Bangunan
Hal lain yang wajib diperhatikan ialah luas bangunan. Luas bangunan akan berpengaruh pada jarak kuda-kuda. kita perlu memasangnya dengan jarak tepat supaya rangka atap mampu menahan beban, tekanan angin maupun curah hujan.
4) Letak Geografis Bangunan
Selanjutnya, jangan sampai tidak memperhatikan letak geografis bangunan. Misalnya saja kita hendak pasang atap untuk bangunan di daerah pesisir pantai atau pegunungan. Maka, jarak reng perlu dibuat lebih dekat dibandingkan dengan perhitungan standar.
Alasannya ialah perlu menyesuaikan dengan tekanan angin. Tekanan angin di daerah pantai dan pegunungan tergolong besar. Jadi, jangan heran apabila jarak reng perlu dibuat lebih dekat supaya angin tidak akan menerbangkan atapnya.
● Perhitungan Standar Jarak Reng
Jadi, berapa jarak reng standar dalam pemasangan atap? Mari menyimak perhitungan standar jarak reng besi ringan di bawah ini sesuai dengan jenis genteng.
1) Genteng Keramik
Pertama adalah perhitungan standar jarak reng untuk genteng keramik. Apabila kita menggunakan jenis tersebut dengan kemiringan 30 derajat hingga 45 derajat, maka jarak reng ialah 26 cm.
2) Genteng Beton
Berikutnya ada genteng beton yang jika dipasang dengan kemiringan 30 derajat, maka jarak reng ialah dalam kisaran 25,5 cm sampai 35,5 cm. Jaraknya memang lebih lebar dari jenis keramik.
3) Genteng Metal
Apabila kita pasang atap metal dengan memiringan 15 derajat hingga 30 derajat, maka jarak reng yang disarankan ialah 36 cm sampai 38,5 cm. Seperti yang kita tahu, genteng ini mempunyai bentuk lembaran dan perlu ditanam pada rangka menggunakan sekrup.
4) Genteng Karang Pilang
Selanjutnya ada genteng karang pilang dengan jarak reng 22,7 cm sampai 27 cm. Sementara kemiringan pemasangannya ialah 35 derajat hingga 45 derajat.
5) Onduline
Pemasangan atap onduline sangat umum menggunakan baja ringan dengan jarak reng 45 cm sampai 60 cm. Sementara tingkat kemiringannya umumnya ialah 15 derajat hingga 30 derajat. Untuk lebih jelasnya kita bisa berkomunikasi dengan produsen atap untuk memaksimalkan kekuatan.
6) Genteng Galvanum/ Spandek/ Trimdek
Genteng galvanum umumnya dipasang dengan jarak reng 60 cm. Sementara kemiringannya disarankan pada rentang 5 derajat hingga 20 derajat. Apabila jarak reng dan tingkat kemiringan genteng sesuai, maka atap akan bisa bertahan lama.
7) Genteng Asbes
Genteng asbes umumnya dipasang dengan jarak 60 cm dengan tingkat kemiringan 5 derajat hingga 25 derajat. Jadi, silahkan menyesuaikan jarak reng berdasarkan material gentengnya.
4. Jumlah Sekrup yang Tepat untuk Memastikan Kekuatan Atap terhadap Angin/ Gempa
Apabila kita ingin pasang atap bitumen, maka disarankan untuk menggunakan struktur baja ringan. Yakni komponen struktur baja dari lembaran atau pelat baja dari bahan zinc-alum.
Material tersebut diproses dalam kondisi dingin lantas didesain menggunakan komputerisasi oleh tenaga ahli dan dipabrikasi memakai mesin. Baja ringan sebenarnya kuat, namun terkadang kesalahan pemasangan menyebabkan gagalnya proyek bangunan.
Misalnya saja konstruksi ambruk akibat tidak kuat menahan beban genteng. Bisa juga konstruksi ambruk sebab tidak kuat menahan angin. Padahal, jika pemasangannya dilakukan dengan benar, konstruksi akan lebih tahan terhadap angin maupun gempa.
Konstruksi baja ringan di pasaran umumnya profil yang dipakai dalam bentuk C dan reng. Setiap bentuk profil mempunyai keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Sementara alat sambung untuk baja ringan cukup banyak, mulai dari las, baur, paku keeling, clinching, paku, lem struktural hingga sekrup. Semuanya berguna dalam menghubungkan sambungan-sambungan pada struktur baja ringan.
Apabila memasang sekrup, maka gunakan alat khusus berupa screw driver. Alat tersebut juga dilengkapi dengan kontrol torsi sehingga sekrup bisa dipasang secara sempurna.
Penggunaan baja ringan dalam aktivitas pasang atap bitumen di Indonesia cukup populer sebab pasokan kayu semakin langka. Jadi, bahan baja ringan dipilih sebagai alternatifnya.
Berbeda dengan kayu yang perlu ditanam sampai beberapa tahun, baja ringan bisa diproduksi dalam waktu lebih cepat. Bahkan jumlah produksinya juga lebih banyak.
Lantas, apabila ingin pasang atap pada rangka baja ringan, perlu memperhitungkan kebutuhan sekrup. Supaya tidak berlebihan dalam membelinya. Kemudian juga tidak kekurangan sehingga akan menyebabkan pembiayaan meningkat.
Perhitungan umum untuk jumlah sekrup genteng ialah banyaknya genteng dikali dengan angka 12. Misalnya saja jumlah genteng adalah 593 buah. Maka, kalikan 593 dengan 12 dan didapatkan hasil 7.116 buah.
Sementara untuk perhitungan jumlah sekrup baja ringan ialah: luas atap miring × 20. Misalnya saja luas keseluruhan ialah 366 meter persegi. Lantas, perhitungannya ialah: 366 × 20 = 7.320 buah. Total sekrup = 7.116 + 7.230 = 14.436 buah.
Pastikan kita mengikuti rumus standar perhitungan jumlah sekrup. Jangan sampi sengaja mengurangi jumlah sekrup dengan alasan menghemat biaya. Sebab, hal tersebut sangat berisiko terhadap keamanan bangunan.
Mungkin kita pernah mendengar berita tentang robohnya suatu bangunan sebab konstruksi dibangun secara asal-asalan. Mengurangi jumlah sekrup hanya karena menginginkan hemat biaya, bisa saja menimbulkan risiko semacam itu.
Sebenarnya bukan hal sulit untuk memasang atap pada hunian. Hanya saja perlu mengikuti teori dasar pasang atap supaya atapnya bisa berdiri kokoh dan mampu menahan cuaca ekstrem di tanah air.
Untuk memastikan kekuatan sekrup agar tahan lama kita dapat berkonsultasi dengan produsen atap sehingga pengaplikasian lebih tepat.