Setelah genteng tanah liat mulai banyak ditinggalkan, pemakaian atap galvalum sebagai alternatif kerap dipertimbangkan oleh masyarakat. Pilihan genteng ini dapat digunakan untuk atap rumah hingga kanopi. Sering disebut pula dengan nama atap baja ringan, yuk kenali genteng galvalum dan karakteristiknya.


Apa Itu Genteng Galvalum ?


Genteng galvalum merupakan genteng atap yang bahan dasarnya berasal dari baja ringan, kemudian dilapisi oleh bahan seperti silikon, aluminium, dan seng (zinc). Adapun tujuan dari pelapisan baja ringan tersebut yaitu supaya mampu melindunginya dari oksidasi. Genteng ini punya beberapa karakteristik yang membuatnya dipilih sebagai alternatif genteng tanah liat.


Dimana lempengan logam tersebut bukan atap seng biasa meskipun bentuknya memang mirip. Karena seng berupa lempengan besi yang dilapisi seng saja, sedangkan galvalum dilapisi oleh seng, aluminium, dan juga silikon. Komposisi yang digunakan umumnya yaitu 43,5 persen seng, 55 persen aluminium, dan 1,5% silikon.


Lapisan dari campuran tiga bahan tersebut yang memberi keistimewaan pada galvalum sebagai atap rumah. Sehingga atap galvalum ini menjadi lebih fleksibel untuk dibuat dibuat berbagai desain mengikuti keinginan arsitek. Itu karena bentuknya tidak hanya lembaran lurus, namun ada juga yang melengkung dengan warna bervariasi.


Galvalum juga punya bobot yang ringan karena berasal dari baja ringan. Dibandingkan dengan tanah liat ataupun keramik, tentu galvalum punya massa yang jauh lebih ringan. Sehingga beban yang ditanggung untuk konstruksi lainnya seperti kolom, dinding, dan fondasi pun menjadi lebih ringan. Selain itu genteng ini termasuk awet dari cuaca dan rayap.


Kekurangan Genteng Galvalum


Memiliki karakteristik yang menjadi keunggulannya sebagai atap rumah, bukan berarti galvalum tidak mempunyai kekurangan. Beberapa kekurangan yang dapat ditemukan pada bahan atap tersebut yaitu mudah panas dan sedikit berisik. Karena terbuat dari baja, maka galvalum cenderung lebih mudah panas apabila tidak dilengkapi oleh material lain yang mampu meredam panas tersebut.


Dan ketika atap kejatuhan benda dari atas seperti ranting pohon atau bahkan suara titik hujan, maka akan terdengar cukup jelas dari dalam rumah. Jadi saat hujan suara yang terdengar mungkin akan lebih keras apabila menggunakan atap galvalum. Selain itu, warnanya bisa pudar seiring berjalannya waktu karena bukan merupakan warna alamiah materialnya.


Alternatif Lain dari Genteng Galvalum


Genteng galvalum menjadi pilihan alternatif dari genteng keramik dan genteng tanah liat yang diketahui punya bobot berat. Akan tetapi, bukan hanya galvalum saja yang memiliki bobot ringan sebagai genteng atap. Anda juga bisa memilih genteng yang berbahan dasar bitumen selulosa.


Atap bitumen atau dikenal pula sebagai atap aspal ini memiliki bobot yang ringan namun kokoh, jadi sangat membantu terhadap konstruksi yang lain. Karakteristik galvalum yang fleksibel pun bisa anda temukan pada genteng bitumen ini, jadi sama cocoknya digunakan untuk atap rumah.


Menariknya lagi, genteng bitumen dapat mengatasi kekurangan yang ada pada atap galvalum. Karena genteng ini tidak berisik saat hujan, dengan kelebihan dalam meredam suara (Rw = 28dB). Jadi saat hujan deras pun tidak akan terasa bising di dalam rumah. Selain itu, bitumen tidak mengandung metal dan besi sehingga tidak berkarat atau korosi meskipun tanpa coating.


Berdasarkan ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa genteng galvalum cocok dipakai sebagai atap rumah. Genteng ini bisa dijadikan sebagai alternatif dari genteng tanah liat dan keramik yang cenderung berat. Alternatif lainnya, anda bisa menggunakan genteng bitumen yang punya karakteristik mirip dengan galvalum, namun mampu meredam suara hujan dengan lebih baik dan tahan terhadap cuaca.
 

call center onduline

 

Mengenal Apa Itu Atap Galvalum dan Karakteristiknya, Cocok untuk Rumah ?